Lahan dengan luas sekitar tiga hektare tersebut dikelola secara mandiri oleh pemerintah desa dan kelompok tani setempat. Di atas lahan itu, masyarakat menanam berbagai komoditas produktif seperti jagung dan pisang, yang dinilai memiliki potensi ekonomi cukup tinggi di wilayah tersebut.
Selain area tanam, lokasi ini juga dilengkapi dengan lumbung desa sebagai sarana penyimpanan hasil panen, guna menjaga ketersediaan bahan pangan dan stabilitas harga di tingkat lokal.
Dalam kesempatan itu, Bupati Nias menyampaikan apresiasi kepada pemerintah desa dan masyarakat yang telah aktif memanfaatkan lahan secara produktif. Ia menegaskan bahwa program ketahanan pangan harus menjadi gerakan bersama untuk mewujudkan kemandirian ekonomi di pedesaan.
“Lahan ini bukan hanya sumber pangan, tetapi juga menjadi simbol semangat gotong royong dan kemandirian masyarakat. Saya berharap seluruh desa di Kabupaten Nias dapat mencontoh langkah positif ini,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Bupati juga berpesan agar pemanfaatan lahan terus dikembangkan melalui pola tanam bergilir, pemanfaatan pupuk organik, serta dukungan inovasi pertanian berbasis teknologi sederhana agar hasil panen lebih optimal.
Program ketahanan pangan ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Nias dalam mendorong ketahanan ekonomi lokal, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berbasis pada potensi sumber daya alam setempat.
(Niaskab.go.id/Okuli)
