Nias Selatan – Di tengah keberhasilan besar Patroli Keamanan Laut (Kamla) Pangkalan TNI AL (Lanal) Nias dalam menggagalkan aksi penangkapan ikan ilegal menggunakan bahan peledak di perairan Nias Selatan, sempat muncul keluhan dari salah satu wartawan terkait pelayanan saat konferensi pers di Mako Lanal Nias.
Peristiwa tersebut terjadi setelah kegiatan konferensi pers yang diadakan pihak Lanal Nias untuk menyampaikan keberhasilan tim patroli laut dalam menangkap kapal nelayan pelaku illegal fishing dengan menggunakan bom ikan.
Salah satu wartawan yang hadir, Kepala Biro media Hariantv.com, menyampaikan keluhannya karena tidak mendapatkan jamuan sebagaimana rekan-rekan media lainnya.
"Selamat malam Pak Komandan, dari Kabiro Hariantv.com. Rekan-rekan wartawan yang hadir dalam kegiatan konferensi pers di Lanal Nias hari ini mendapatkan jamuan, sementara saya tidak. Mohon penjelasannya," tulisnya melalui pesan WhatsApp kepada Kapten TP Marboen.
Menyanggapi hal tersebut, pihak Lanal Nias dengan sigap memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Mereka menegaskan bahwa kejadian-kejadian tersebut bukanlah bentuk pembedaan perlakuan, melainkan murni kesalahpahaman tanpa unsur kesengajaan.
“Siap, Bang. Kami haturkan mohon maaf apabila ada pelayanan kami yang kurang berkenan. Sekali lagi mohon maaf ya, Bang. Saohagolo,” ujar perwakilan Lanal dengan nada penuh hormat.
Meski sempat terjadi kejadian kecil itu, konferensi pers tetap berlangsung kondusif dan mendapat apresiasi dari sejumlah media awak yang hadir. Fokus utama kegiatan tersebut tetap pada keberhasilan besar Lanal Nias dalam menindak tegas melakukan praktik penangkapan ikan ilegal di wilayah hukumnya.
Dalam operasi yang digelar pada Rabu, 29 Mei 2025, sekitar pukul 14.35 WIB, tim patroli berhasil menangkap KM. Rezeki Bersama dengan tonase GT 16, diawaki 7 ABK dan dinakhodai EN, yang kedapatan melakukan praktik pengeboman ikan di perairan Desa Reke, Kecamatan Pulau-Pulau Barat, Kabupaten Nias Selatan.
Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan 28 botol bom ikan siap pakai, 49 botol kosong, serta sejumlah peralatan pendukung seperti kompresor, mesin dompeng, GPS Garmin, bubuk mesiu, potasium, dan sekitar satu ton ikan hasil tangkapan.
Informasi awal diperoleh dari Kepala Desa Reke, Netrad Maduwuu, yang melaporkan adanya aktivitas pengeboman ikan di wilayah perairan Hibala. Laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Posbinpotmar Pulau Tello, yang kemudian diteruskan ke Komandan Lanal Nias. Tak menunggu lama, tim patroli laut langsung bergerak kapal cepat menuju lokasi dan berhasil mengamankan keamanan beserta barang bukti.
Keberhasilan ini menegaskan kembali komitmen TNI Angkatan Laut dalam menjaga ekologi dan kelestarian laut Indonesia, sekaligus melindungi ekosistem laut dari tindakan destruktif yang merusak sumber daya alam dan kehidupan masyarakat pesisir.
(Laia)



