Indramayu – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dibuat geram oleh sikap orangtua siswa SMAN 1 Cimarga yang justru mempidanakan guru hanya karena menegur anaknya yang merokok di lingkungan sekolah. Kasus ini mencuat pada Minggu (19/10/2025) dan langsung menyita perhatian publik.
Peristiwa bermula ketika Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, memergoki salah satu siswanya berinisial ILP tengah merokok di kantin sekolah. Saat itu, Dini memberikan teguran keras yang berujung pada tindakan fisik terhadap siswa tersebut. Tidak terima, ILP melapor kepada orangtuanya yang kemudian membawa kasus ini ke ranah hukum dengan membuat laporan ke polisi.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai tindakan orangtua siswa tersebut mencerminkan hilangnya nilai moral dan rasa hormat terhadap pendidik.
“Maka kita harus menerimanya ketika pulang sekolah anak kita mendapatkan hukuman dari gurunya, kita harus beri hukuman lagi agar anak kita merasa bahwa dirinya melakukan tindakan yang salah,” ujar Dedi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Kamis (16/10/2025).
Dedi menegaskan, orangtua seharusnya menjadi pihak yang memperkuat disiplin anak, bukan justru membela perilaku salah.
“Bukan sebaliknya kita melakukan pembelaan. Karena kalau orangtua melindungi anak yang salah, maka anak itu akan merasa boleh melakukan tindakan apapun, termasuk melanggar aturan,” tegasnya.
Melihat fenomena ini, Dedi Mulyadi menyebut akan mempertimbangkan aturan baru di Jawa Barat, di mana setiap orangtua wajib menandatangani surat pernyataan saat menyerahkan anaknya ke sekolah. Surat itu berisi kesepakatan bahwa wali murid tidak akan mempidanakan guru yang memberikan hukuman dengan tujuan mendidik.
“Ini bagian dari membangun kesetaraan serta ikatan hubungan yang kuat antara guru dan orangtua siswa,” jelas Dedi.
Ia menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab bersama - guru di sekolah dan orangtua di rumah.
“Kalau di rumah itu kewajiban orangtua, tapi kalau di sekolah sudah menjadi kewajiban guru,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi refleksi bersama tentang menurunnya kewibawaan guru di hadapan siswa dan orangtua. Dedi Mulyadi berharap, ke depan tidak ada lagi guru yang takut menegur siswa hanya karena khawatir dilaporkan.
(Danuri As)